JAKARTA - Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Mukhamad Najib, menjadi dosen tamu di University of Sydney. Di salah satu kampus terbaik dunia tersebut, Atdikbud Najib berbicara mengenai tantangan demokrasi di Indonesia dari masa ke masa.
Kegiatan ini juga sekaligus menjadi bagian dari agenda kantor Atdikbud dalam mengenalkan Indonesia kepada mahasiswa Australia. Menurut Atdikbud Najib, masyarakat Australia adalah masyarakat yang terdidik, sehingga perlu juga dilakukan pengenalan Indonesia melalui interaksi intelektual dengan dialog ilmiah berbasis data.
“Masyarakat Australia umumnya masyarakat yang berpikir, terlebih lagi mahasiswa, mereka sangat kritis. Oleh karena itu salah satu upaya menguatkan hubungan Indonesia-Australia adalah dengan mengajak mereka diskusi, melihat data yang benar mengenai Indonesia, sehingga mereka semakin kenal dan harapannya semakin memiliki pandangan yang positif tentang Indonesia,” jelas Najib, Sabtu (18/5/2024).
Dalam paparannya, Najib yang juga Guru Besar di IPB University ini menguraikan dinamika demokrasi di Indonesia dari masa pasca kemerdekaan RI, Orde Lama, Orde Baru, sampai setelah masa reformasi saat ini.
“Setiap masa ada dinamikanya sendiri sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, baik internal maupun eksternal. Tapi kita melihat tren yang semakin membaik dari waktu ke waktu, artinya konsolidasi demokrasi berjalan sesuai rel nya. Terbukti sejak 2004 rakyat Indonesia sudah bisa memilih presidennya secara langsung, dan rotasi kepemimpinan nasional berjalan secara reguler dan periodik lima tahunan. Tidak ada tempat untuk pergantian kekuasaan dengan kudeta, apalagi revolusi,” urai Najib.